Latest News

Mengenal Tradisi Hari Raya Ketupat di Jawa Timur: Simbol Kebersamaan dan Keberkahan



Surabaya, Jatimku.com – Setelah sepekan merayakan Idulfitri, masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jawa Timur, memiliki tradisi unik yang dikenal sebagai Hari Raya Ketupat. Perayaan ini biasanya jatuh pada hari ke-7 setelah Lebaran dan menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi serta menikmati hidangan khas berbahan dasar ketupat.


Sejarah dan Makna Hari Raya Ketupat

Hari Raya Ketupat memiliki akar budaya yang kuat di kalangan masyarakat Jawa, Madura, dan pesisir lainnya. Tradisi ini diyakini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, sebagai simbol penyempurnaan ibadah Ramadhan. Kata "ketupat" sendiri berasal dari istilah "ngaku lepat" (mengakui kesalahan) dan "laku papat" (empat laku), yang merujuk pada empat prinsip kehidupan setelah Ramadhan: Lebaran (usai puasa), Luberan (berbagi rezeki), Leburan (saling memaafkan), dan Laburan (membersihkan diri).


Perayaan Hari Raya Ketupat di Jawa Timur

Di berbagai daerah di Jawa Timur, perayaan Hari Raya Ketupat berlangsung dengan meriah dan penuh kebersamaan. Beberapa daerah memiliki tradisi unik yang menjadikannya semakin spesial:

  • Madura : Warga menggelar acara Tellasan Topak, yaitu perayaan makan ketupat bersama dengan hidangan khas seperti opor ayam dan soto Madura.
  • Gresik : Masyarakat mengadakan Lomban Ketupat, festival pesisir dengan arak-arakan perahu hias dan pembagian ketupat di Pantai Delegan.
  • Banyuwangi : Tradisi Seba Ketupat dilakukan dengan membagikan ketupat kepada sanak saudara serta melakukan ritual doa bersama di pantai atau tempat keramat.
  • Surabaya & Malang : Banyak warga yang masih mempertahankan kebiasaan mengunjungi keluarga besar untuk bersilaturahmi sambil membawa ketupat sebagai simbol keberkahan.


Lebih dari Sekadar Makanan

Selain sebagai hidangan khas, ketupat memiliki makna filosofis yang mendalam. Bungkusnya yang dianyam dari daun kelapa melambangkan keterikatan sosial yang kuat, sementara bentuknya yang berlapis-lapis mencerminkan kompleksitas kehidupan yang harus dijalani dengan kebersamaan dan ketulusan hati.


Hari Raya Ketupat bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai budaya dan agama yang diwariskan turun-temurun. Masyarakat Jawa Timur terus menjaga warisan ini sebagai bagian dari identitas budaya yang kaya dan penuh makna.


Bagaimana dengan tradisi Hari Raya Ketupat di daerahmu? Jatimku.com akan terus mengulas berbagai tradisi khas yang memperkaya budaya Nusantara.